"You're the weak one. And you'll never know love...or friendship. And I feel sorry for you." - Harry (Kaulah yang lemah. Kau tidak akan pernah tahu yang namanya cinta...atau persabahatan, dan aku merasa kasihan padamu.)
"You're a fool Harry Potter…and you will lose...everything." - Voldemort (Kau bodoh Harry Potter... dan kau akan kehilangan...segalanya.)
"You're a fool Harry Potter…and you will lose...everything." - Voldemort (Kau bodoh Harry Potter... dan kau akan kehilangan...segalanya.)
Bagi Voldemort, harta berarti kekuasaan, ketenaran, pengikut. Dan di hadapannya, Harry Potter adalah orang bodoh, yang lemah, dan tidak punya kuasa ataupun keberanian untuk melawan.
Harry mungkin memang bodoh. Ia tidak bisa membalas ketika Bellatrix membunuh ayah baptisnya, Sirius. Namun, justru di situlah kekuatan Harry. Rasa belas kasihan dan ketidakmampuannya untuk melakukan apa yang akan Voldemort lakukan justru membuatnya mampu mengendalikan diri dan mengenyahkan Voldemort dari pikirannya. Ia tahu bahwa ada hal yang lebih berharga untuk dibela ketimbang balas dendam. Teman-teman dan orang-orang yang ada untuk dirinya, merekalah hartanya yang berharga.
Orang mungkin menganggap kita lemah karena kita tidak tahu cara untuk membela diri, memperjuangkan hak-hak kita. Kita dianggap terlalu baik sehingga orang dengan sesuka hati mempermainkan kita. Akan tetapi, kebaikan bukanlah kelemahan, karena selalu ada hal baik yang dibuahkan oleh kebaikan.
Saat kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk membalas, untuk protes, untuk melawan, bukan berarti kita lemah. Ada waktunya untuk hal-hal itu, dan seringkali bukan kita yang mengadakannya. Bukankah ada kuasa tak terlihat yang mengatur waktu dan melihat segala sesuatu? Kuasa itulah yang akan mengadakan, entah itu karma, hukum tabur tuai, ataukah hukum sebab dan akibat. Yang pasti, mengalah bukan berarti kalah, bersikap baik bukan berarti lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar