Minggu, 20 Oktober 2013

BUKALAH HATIMU


Menutup diri di kamar 402 selama bertahun-tahun, God Dok MI (Park Shin Hye) hidup dalam dunianya sendiri. Seorang editor wanita yang lebih suka berkawan dengan kamar dan buku-buku. Pengalaman pahit yang terjadi semasa sekolah, sahabat yang berubah total, dan fitnah dari seorang guru memaksanya untuk tidak mempercayai orang lain dan lebih memilih apartemen kecilnya sebagai tempat paling aman dan nyaman di dunia. Dan setiap kali ingatan pahit itu datang, ia akan terserang panic attack, dan pingsan.

Kita mungkin tidak pernah mengalami peristiwa yang memaksa kita untuk pada akhirnya tidak lagi mempercayai dunia dan semua orang yang ada di dalamnya. Namun, andaikata kita kemudian dipertemukan dengan pengalaman yang demikian, apakah kita akan bersembunyi dan mengurung diri seperti Dok Mi?

Saya yakin tidak ada orang di dunia yang ingin mengalami apa yang dialami oleh Dok Mi, juga tidak ada orang yang ingin mengasingkan diri dari dunia dan semua orang. Karena apa? Karena tidak ada orang yang bisa hidup sendiri. Kita semua membutuhkan orang lain untuk hidup dan berinteraksi. Kita semua ingin diperhatikan dan memperhatikan. Apapun yang terjadi pada Dok Mi membuatnya tidak lagi percaya pada manusia, syukurlah Yoon Shi Yoon (Enrique Geum) datang dalam hidupnya. Pertemuan mereka mampu menyembuhkan hati Dok Mi dari ikatan masa lalu.

Masa yang pahit mungkin pernah kita alami, sedang kita alami, atau akan kita alami. Tapi, hidup adalah hidup, kita diberi kesempatan untuk bangkit atau tetap roboh ketika hal-hal buruk itu menghantam. Yang pasti, orang-orang terdekat punya peran besar agar kita tidak terus-menerus jatuh, mereka bisa menyembuhkan luka-luka, mereka bisa membantu kita untuk pulih dan bangkit, asalkan kita membuka hati.

Bersemangatlah, dan jangan mau dikalahkan oleh keadaan.

Jumat, 11 Oktober 2013

BUAH KEBAIKAN

 
Shin Ji Hyun merasa sangat bahagia sementara ia mempersiapkan pernikahannya dengan tunangannya, Kang Min Ho. Namun, kehidupan yang sempurna itu seolah porak-poranda ketika sebuah kecelakaan mobil menimpanya dan membuatnya koma. Ia diberi kesempatan hidup kedua oleh malaikat maut dengan satu syarat, ia harus menemukan 3 orang selain keluarganya yang bersedia menangis dan mengeluarkan air mata murni 100% untuknya. Untuk itu, ia meminjam tubuh Yi Kyung, seorang penjaga toko paruh waktu selama 49 hari.
 
Di luar ide ceritanya yang lain dari yang lain, pergumulan Ji Hyun menjadi usaha yang seolah mustahil. Sekalipun sepanjang hidupnya ia dikenal sebagai orang yang baik hati, ternyata itu tidak membuatnya mudah menemukan 3 orang saja yang mau meneteskan air mata yang murni 100% sebagai tanda ketulusan kasih mereka kepadanya. Ia bahkan mendapati kenyataan pahit di mana tunangan yang sangat dicintainya ternyata selingkuh dengan sahabatnya sendiri, dan berencana untuk mengambil alih perusahaan ayahnya. Ini membuat saya menyadari satu hal, bahwa sebaik apapun kita, kita tidak dapat menyenangkan semua orang, kita tidak dapat menjamin bahwa kebaikan kita pasti bermanfaat bagi orang lain, kita tidak dapat menjamin kebaikan hati kita dipandang baik juga oleh orang lain dan bahwa mereka juga akan bersikap baik kepada kita. Lalu, apakah kenyataan ini membuat Ji Hyun "kapok" melakukan kebaikan? Tidak. Ia lebih memutuskan untuk memberi kenangan yang baik akan dirinya kepada orang-orang itu.
 
Kebaikan mungkin tidak selamanya dibalas dengan kebaikan. Ada orang yang akan menganggap kebaikan kita sebagai bentuk kemunafikan atau usaha mencari perhatian, bahkan ada juga yang akan menganggapnya sebagai bentuk penghinaan dan upaya kita untuk show off. Akan tetapi, apakah hal-hal itu dapat dijadikan alasan untuk kita berhenti melakukan yang baik? Tentu saja, tidak. Kita harus yakin bahwa akan ada juga orang-orang yang merasakan manfaat dan bersyukur atas kebaikan hati kita, dan bahwa sekalipun ada yang membalasnya dengan kejahatan, pasti ada waktu untuk kita menuai kebaikan.

Selasa, 08 Oktober 2013

UJIAN PERSAHABATAN

 
Seorang sahabat pernah berkata kepada saya, “Kita tidak akan pernah dapat mengenal seseorang sepenuhnya, meski satu abad kita habiskan bersama orang tersebut.” Antara benar atau tidak benar, saya merasa perkataan sahabat saya tersebut sesuai dengan kenyataan. Saya pribadi yang sudah bersahabat sekian tahun, masih saja terkejut dengan sikap atau karakter baru yang ditunjukkan oleh para sahabat saya. “Ya ampun, ternyata kamu ini orangnya begini ya?”
 
Hal yang sama mungkin juga dirasakan oleh Shin Ji Hyun terhadap Shin In Jung. Sahabat yang dikasihinya sejak masa-masa sekolah itu, bahkan yang sempat tinggal serumah dengannya selama beberapa waktu, seolah seperti orang lain. Kalau kecelakaan tidak dialaminya dan ia tidak koma, ia mungkin tidak akan segera tahu bahwa sahabatnya itu sudah mengkhianatinya, bahkan hendak menghancurkan keluarganya.
 
Namun, bagaimanapun marah dan kecewanya Ji Hyun, saya senang ia tidak menyesali kebaikannya kepada In Jung. Baginya, In Jung tetaplah sahabatnya. Yang ia sesali mungkin mengapa kebaikan dan ketulusannya kepada In Jung bukannya memupuk kasih sayang, justru kedengkian dan kebencian.
 
Yang namanya persahabatan pasti akan diperhadapkan dengan masalah. Karakter dan hati satu sama lain akan diuji, dan persahabatan sejati sajalah yang akan bertahan. Ketulusan Ji Hyun kepada In Jung bukankah kemudian berbuah manis? Sahabatnya itu mengakui kesalahannya dan menyadari bahwa sesungguhnya ia juga menyayangi Ji Hyun. In Jung bahkan terbukti menjadi orang ketiga yang memberikan air mata 100 % murni  baginya.
 
Tidak peduli ujian apa yang menimpa persahabatan kita, asalkan kita tulus mengasihi satu sama lain, buah yang manis pasti akan kita alami juga. ^ ^

Sabtu, 22 Juni 2013

KELOLA "BERKAT DADAKAN" BAIK-BAIK


Tiba-tiba berubah setelah demam semalaman ternyata membuat Peter Parker kegirangan. Mata birunya yang sebelumnya minus, plus, atau entah silinder itu kini tidak lagi membutuhkan kacamata. Badannya yang sebelumnya biasa saja sekarang jadi luar biasa, full energy. Wah, kalau digigit laba-laba "super keren" ternyata bisa bikin kita sekeren itu dalam semalam, aku mau. (Tapi jadinya tambah keren lho ya, bukan tambah krempeng. ^ ^ Hahaha...)

Tapi jangan salah, Spiderman "barusan" ini tenyata bisa takabur juga. Alih-alih ingin mendapatkan perhatian Mary Jane dengan mobil harga "pas-pasan" (murah bahkan), Peter rela tidak belajar dan mencoba mencari peruntungan dengan duel. Wuih... gitu ya sekarang??? Kemarin kutu buku, sekarang kutu loncat. xixixi... Bukan hanya itu, demi uang ia mulai tega membiarkan pencuri masuk dan menodong bosnya, hanya untuk balas dendam. Hebat ya, Peter? Sudah keren sih. Namun, dari sinilah kekecewaan dan penyesalan datang; Paman Ben meninggal di tangan pencuri-pencuri itu.

Saat kita menerima sesuatu yang tidak biasa secara instan, kita biasanya tidak pandai "mengelolanya". Untuk apa uang sebanyak ini? Untuk apa kemampuan sejenius ini? Untuk apa penampilan sekeren ini? Jika kita tidak waspada, hal-hal baru alias dadakan itu bisa membuat kita menjadi orang yang berbeda. Dan jika kita tidak berhati mengelola tanggung jawab besar itu, kita akan kehilangan diri kita yang sesungguhnya, dan akhirnya penyesalanlah yang datang.

Ada beberapa program televisi yang menyajikan reality show di mana mereka memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada orang miskin. Dalam keadaan tidak siap, beberapa orang di antaranya justru kaget, shock, bahkan stress, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan uang sebanyak itu. Kalaupun ada yang tahu, uang itu akan dihabiskan sekaligus tanpa ada yang disisihkan untuk masa depan. Fakta ini mengajar kita supaya tetap tenang dalam segala keadaan dan mulai berencana. Jangan terburu-buru melakukan sesuatu yang akhirnya akan kita sesali. Berkat apapun yang kita terima dalam hidup akan jadi berkat yang sesungguhnya (bukan bumerang) jika kita menjadi orang yang tidak terburu-buru. Jadi, berpikirlah matang dalam segala keadaan.

Jumat, 21 Juni 2013

SAATNYA... BERUBAH!!!


Peter Parker, pelajar kutu buku yang akhirnya menjadi Spiderman; orang biasa yang akhir menjadi luar biasa. Bukankah itu keinginan banyak orang? Suatu saat digigit laba-laba atau mungkin anjing "keren" dengan kemampuan "super", dan akhirnya merubah kita menjadi, bukan manusia penyakitan atau kena rabies, tapi justru superhero yang dikagumi banyak orang. Andai saja itu terjadi, saya ingin jadi Dora aja deh! (Hehe... nggak ada hubungannya kalee!) Tapi bener lho, saya ndak keberatan jadi spiderman, setidaknya saya bisa sliweran sana-sini ga pake ongkos.

Menjadi orang luar biasa adalah impian setiap orang. Tidak ada orang tua yang mendoakan anaknya agar jadi anak yang tidak berguna, semuanya rata-rata ingin anak mereka menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Akan tetapi, apakah harus menjadi superhero dengan kekuatan super untuk melakukannya?

Setiap orang sudah memiliki bagian untuk dijalani. Kalau Spiderman memang ada, dia ada untuk menolong banyak orang dan menggunakan kemampuan laba-laba supernya untuk kepentingan banyak orang. Untungnya dia tidak menggunakannya untuk dirinya sendiri ataupun hanya demi Mary Jane Watson, gadis yang dicintainya. Nah, bagian kita adalah menggunakan kemampuan super, alias skill dan talenta yang sudah Tuhan kasih ke kita untuk kepentingan, bukan diri sendiri, tapi orang lain juga. Kita mungkin tidak dapat menolong banyak orang, tapi setidaknya kita dapat menolong orang-orang di sekitar kita.

Masalahnya, apa kita akan menunggu sampai kita mengalami perubahan "drastis" seperti halnya Peter, hari di mana kita "digigit laba-laba super"? Semoga bukan Tuhan yang "gigit" kita demi menyadarkan kita untuk berubah dan melakukan sesuatu, karena kalau sampai Yang Mahakuasa yang "nggigit", kita pasti udah remuk!! Kapanpun itu, saya rasa sekaranglah waktunya. Sekarang juga kita bisa membuat perubahan kok, asal ada niat dan kesungguhan. Apakah jalannya akan mudah? Mungkin benar, tidak, tapi kalau tidak sekarang, kapan lagi? Belum tentu kita punya hari esok, bukan? Lakukan perubahan dari hal yang kecil, dan mulailah berpikir tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain.