Sabtu, 22 Juni 2013

KELOLA "BERKAT DADAKAN" BAIK-BAIK


Tiba-tiba berubah setelah demam semalaman ternyata membuat Peter Parker kegirangan. Mata birunya yang sebelumnya minus, plus, atau entah silinder itu kini tidak lagi membutuhkan kacamata. Badannya yang sebelumnya biasa saja sekarang jadi luar biasa, full energy. Wah, kalau digigit laba-laba "super keren" ternyata bisa bikin kita sekeren itu dalam semalam, aku mau. (Tapi jadinya tambah keren lho ya, bukan tambah krempeng. ^ ^ Hahaha...)

Tapi jangan salah, Spiderman "barusan" ini tenyata bisa takabur juga. Alih-alih ingin mendapatkan perhatian Mary Jane dengan mobil harga "pas-pasan" (murah bahkan), Peter rela tidak belajar dan mencoba mencari peruntungan dengan duel. Wuih... gitu ya sekarang??? Kemarin kutu buku, sekarang kutu loncat. xixixi... Bukan hanya itu, demi uang ia mulai tega membiarkan pencuri masuk dan menodong bosnya, hanya untuk balas dendam. Hebat ya, Peter? Sudah keren sih. Namun, dari sinilah kekecewaan dan penyesalan datang; Paman Ben meninggal di tangan pencuri-pencuri itu.

Saat kita menerima sesuatu yang tidak biasa secara instan, kita biasanya tidak pandai "mengelolanya". Untuk apa uang sebanyak ini? Untuk apa kemampuan sejenius ini? Untuk apa penampilan sekeren ini? Jika kita tidak waspada, hal-hal baru alias dadakan itu bisa membuat kita menjadi orang yang berbeda. Dan jika kita tidak berhati mengelola tanggung jawab besar itu, kita akan kehilangan diri kita yang sesungguhnya, dan akhirnya penyesalanlah yang datang.

Ada beberapa program televisi yang menyajikan reality show di mana mereka memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada orang miskin. Dalam keadaan tidak siap, beberapa orang di antaranya justru kaget, shock, bahkan stress, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan uang sebanyak itu. Kalaupun ada yang tahu, uang itu akan dihabiskan sekaligus tanpa ada yang disisihkan untuk masa depan. Fakta ini mengajar kita supaya tetap tenang dalam segala keadaan dan mulai berencana. Jangan terburu-buru melakukan sesuatu yang akhirnya akan kita sesali. Berkat apapun yang kita terima dalam hidup akan jadi berkat yang sesungguhnya (bukan bumerang) jika kita menjadi orang yang tidak terburu-buru. Jadi, berpikirlah matang dalam segala keadaan.

Jumat, 21 Juni 2013

SAATNYA... BERUBAH!!!


Peter Parker, pelajar kutu buku yang akhirnya menjadi Spiderman; orang biasa yang akhir menjadi luar biasa. Bukankah itu keinginan banyak orang? Suatu saat digigit laba-laba atau mungkin anjing "keren" dengan kemampuan "super", dan akhirnya merubah kita menjadi, bukan manusia penyakitan atau kena rabies, tapi justru superhero yang dikagumi banyak orang. Andai saja itu terjadi, saya ingin jadi Dora aja deh! (Hehe... nggak ada hubungannya kalee!) Tapi bener lho, saya ndak keberatan jadi spiderman, setidaknya saya bisa sliweran sana-sini ga pake ongkos.

Menjadi orang luar biasa adalah impian setiap orang. Tidak ada orang tua yang mendoakan anaknya agar jadi anak yang tidak berguna, semuanya rata-rata ingin anak mereka menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Akan tetapi, apakah harus menjadi superhero dengan kekuatan super untuk melakukannya?

Setiap orang sudah memiliki bagian untuk dijalani. Kalau Spiderman memang ada, dia ada untuk menolong banyak orang dan menggunakan kemampuan laba-laba supernya untuk kepentingan banyak orang. Untungnya dia tidak menggunakannya untuk dirinya sendiri ataupun hanya demi Mary Jane Watson, gadis yang dicintainya. Nah, bagian kita adalah menggunakan kemampuan super, alias skill dan talenta yang sudah Tuhan kasih ke kita untuk kepentingan, bukan diri sendiri, tapi orang lain juga. Kita mungkin tidak dapat menolong banyak orang, tapi setidaknya kita dapat menolong orang-orang di sekitar kita.

Masalahnya, apa kita akan menunggu sampai kita mengalami perubahan "drastis" seperti halnya Peter, hari di mana kita "digigit laba-laba super"? Semoga bukan Tuhan yang "gigit" kita demi menyadarkan kita untuk berubah dan melakukan sesuatu, karena kalau sampai Yang Mahakuasa yang "nggigit", kita pasti udah remuk!! Kapanpun itu, saya rasa sekaranglah waktunya. Sekarang juga kita bisa membuat perubahan kok, asal ada niat dan kesungguhan. Apakah jalannya akan mudah? Mungkin benar, tidak, tapi kalau tidak sekarang, kapan lagi? Belum tentu kita punya hari esok, bukan? Lakukan perubahan dari hal yang kecil, dan mulailah berpikir tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain.

Kamis, 20 Juni 2013

JADILAH PAHLAWAN


"I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride, even though sometimes we have to be steady, and give up the thing we want the most. Even our dreams," Aunt May.

Kutipan ini menurut saya adalah kutipan terbaik dalam sekuel Spiderman. Banyak orang yang karenanya menganggap Ibu Rosemary sebagai Aunt May terbaik dibanding pemeran lainnya. Entah itu dari segi pemain ataupun cerita, namun bukankah pernyataan di atas sangat menyentuh, bukan? "Pahlawan" dalam diri setiap orang, adalah suatu kebenaran yang menuntut pengorbanan dan pembuktian.

Seorang pahlawan tidak akan melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Justru karena ia melakukan satu atau banyak hal untuk orang lain, bahkan banyak orang, makanya orang itu disebut sebagai pahlawan. Akan tetapi, ada harga yang harus dibayar oleh seorang pahlawan, ia mungkin tidak dapat menikmati hidupnya sendiri, dan belum tentu semua orang disenangkan atau mendukungnya setelah apa yang diperbuatnya. Peter adalah contohnya. Hidup sebagai Spiderman justru membuat mahasiswa jenius ini selalu ketinggalan pelajaran, dipecat dari beberapa pekerjaan, tidak dapat mengungkapkan isi hatinya kepada gadis yang dicintainya. Kenapa? Karena ia sibuk menolong banyak orang, dan tidak mungkin baginya menempatkan orang-orang yang dicintainya dalam bahaya jika saja musuh-musuhnya tahu tentang dirinya.

Ada harga besar yang harus dibayar, dan itu membuat sang pahlawan justru "sakit". Nah, apakah kita sanggup menanggung semua itu? Apakah kita rela hidup kita "ruwet" akibat kita sering memprioritaskan kepentingan orang lain?

Pilihan yang baik dan yang benar seringkali tidak mudah, namun jika kita memilih untuk menjadi "hero" dalam perjalanan hidup kita yang singkat ini, maka itu adalah pilihan yang berani dan patut diapresiasi. Jalannya memang tidak mudah, namun melakukan yang benar dan berusaha hidup tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain juga, akan membuat hidup kita ini semakin berarti. Sekalipun ada harga yang harus dibayar, dan ada mimpi yang harus dikorbankan, tapi jika itu yang harus kita ambil, yakinlah... itu tidak akan sia-sia.

Senin, 10 Juni 2013

UNTUK YANG KITA SAYANGI


"Obliviate," Hermione Granger.

Gambar di atas adalah salah satu adegan yang tidak dapat membuat saya berhenti menangis. Hermione dalam kesedihannya, terpaksa mengucapkan mantra penghilang memori kepada kedua orang tuanya. Dengan sadar, ia membuat orang tuanya melupakan bahwa dirinya pernah ada dalam kehidupan mereka. Semuanya karena semata-mata ia ingin melindungi mereka, hanya untuk melindungi mereka.

Hermione yang menyadari bahwa dengan sekembalinya Voldemort, rumah bukan lagi tempat yang aman baginya. Ia mungkin bisa masih bisa melindungi dirinya sendiri, tapi tidak dengan kedua orang tuanya-mereka hanya muggles, orang biasa. Mengetahui bahwa ia harus menghilangkan jejak apapun yang dapat menarik para Pelahap Maut, ia memilih untuk menghapus segala ingatan tentang dirinya di rumah itu, termasuk dari ingatan kedua orang tuanya.

Keputusan Hermione untuk menghilang dari kehidupan orang tuanya adalah keputusan terbaik. Banyak nyawa yang harus dipertaruhkan kemudian, dan dia tahu di tidak bisa tetap ada di sana untuk melindungi mereka. Bahkan, mungkin dia juga sadar bahwa belum tentu ia dapat kembali hidup-hidup dari pertempuran yang harus dihadapinya. Akhirnya, untuk meniadakan rasa sakit yang nantinya mungkin muncul dalam hati kedua orang tuanya karena kehilangan dirinya, lebih baik jika ia sendiri yang menyimpan memori tentang mereka.

Orang tua adalah wakil Tuhan bagi kita. Dari mereka kita beroleh kasih sayang dan segala yang kita butuhkan untuk mampu menghadapi dunia. Sebaliknya, anak adalah harta tak ternilai yang dititipkan Tuhan kepada para orang tua. Karenanya, tidak akan ada orang tua yang penuh kasih, yang dapat kehilangan anaknya. Jadi, selama masih ada hari, lakukan yang masih bisa kita lakukan untuk orang-orang yang kita sayangi, karena jika tidak, kita akan menyesal karena telah membuang kesempatan-kesempatan itu. Akan tiba waktu di mana kita harus berpisah dengan orang tua atau anak-anak kita, entah itu hanya untuk sementara atau untuk selamanya. Yang pasti, gunakan waktu yang ada ini dengan baik, yaitu untuk menunjukkan bakti atau sayang kita kepada mereka.

Minggu, 09 Juni 2013

KELUARGA YANG SEJATI


"Family isn't whose blood you carry. It's who you love, and who loves you." Bob Ho (Keluarga bukan tentang darah siapa yang mengalir dalam dirimu, namun tentang siapa yang kamu cintai, dan yang mencintaimu.)

Farren, anak perempuan tertua dalam keluarga ini merasa tersisih dan jauh dari anggota keluarga lainnya. Bukan karena ibu yang terkadang bersikap keras kepadanya, bukan juga karena adik-adiknya (khususnya adik lelakinya) yang sering mengerjainya, namun karena ia merasa bukan bagian dari keluarga "anehnya" itu.

Tinggal dalam asuhan orang tua tunggal, Farren serta kedua adiknya, Ian dan Nora, sering bersikap aneh guna mendapat perhatian ibu mereka, Gillian. Dalam hal ini, Farren sering berdandan ala remaja dewasa dengan make up dan baju ketatnya. Apapun yang dikatakan ibunya nyaris tidak didengarkannya. Ketika Bob Ho datang dalam kehidupan mereka sebagai kekasih ibunya, Farren merasa lebih tersisih lagi. Mungkin Gillian memang bukan ibu kandungnya, tapi tetap saja, ia berharap ayahnya akan kembali satu saat nanti, dan tidak akan ada yang dapat mengambil tempat itu darinya.

Dalam petualangannya bersama Bob Ho dan kedua adiknya, Farren menyadari bahwa keluarga adalah satu hal yang berharga. Sekalipun ia dan adik-adiknya beda ibu, sekalipun Bob Ho bukan ayah kandungnya, namun ia bisa merasakan indahnya dan serunya kebersamaan mereka. Dari situ ia belajar, bahwa keluarga tidak harus mereka yang sedarah, namun mereka yang saling mengasihi satu sama lain.

Bagi kita yang memiliki keluarga, kita harus bersyukur atas mereka yang sudah Tuhan berikan untuk ada di sekitar kita, karena tidak semua orang bisa memiliki keluarga seperti yang kita punya. Karenanya, apakah wajar jika kita justru tidak akur, selalu bertengkar, penuh kebencian dengan keluarga kita sendiri? Bagi mereka yang tidak memiliki keluarga, mungkin hari-hari terasa sepi dan menyedihkan. Tapi ingatlah, masih ada kawan dan sahabat yang mendukung dan mengasihi kita, bukan? Apakah mereka tidak bisa menjadi keluarga kita?

Keluarga adalah sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang harus dipupuk dan dukungan, perhatian, dan cinta. Akan tetapi, tidak selamanya keluarga adalah mereka yang sedarah dengan kita. Siapapun mereka, asalkan mereka mengasihi kita dan kita mengasihi kita, mereka adalah keluarga kita. Mereka terlalu berharga untuk dijauhi dan ditinggalkan. Karena itu, hargailah mereka, cintailah mereka, selama mereka masih ada di sisi kita.

Sabtu, 08 Juni 2013

MENGUJI RASA INGIN TAHU


"Curiosity is not a sin.... But we should exercise caution with our curiosity... yes, indeed." Albus Dumbedore (Keingintahuan bukanlah sesuatu salah... namun sesungguhnya kita harus menguji akibat dari keingintahuan kita.)

Sewaktu Dumbledore mengatakan hal ini kepada Harry, saya berpikir bahwa ia sekedar ingin mengingatkan Harry atas segala keingintahuannya. (Waktu itu, Harry "mengintip" memori Dumbledora lewat Pensieve.) Namun kemudian saya berpikir lagi, keingintahuan Harry masihlah dalam tahap wajar, jadi apa yang sebenarnya membuat Dumbledore berkata demikian?

Jika mengingat masa muda Dumbledore, ia adalah seorang anak jenius dan bertalenta dalam hal sihir. Tidak heran jika ia rajin mempelajari, bereksperimen, dan mencari tahu tentang hal-hal seputar "kekuatan yang lebih besar". Memang dalam film tidak banyak diceritakan tentang segala usaha dalam keingintahuan dan pencariannya tersebut, namun ia mengakui bahwa ada masa-masa gelap di masa lalu yang membuatnya kehilangan Ariana Dumbledore, dan tidak akur dengan Aberforth Dumbledore, kedua adiknya.

Ada banyak kasus tentang remaja yang penasaran, ingin tahu tentang rokok, obat-obatan, miras, seks, yang akhirnya kebablasan. Berawal dari rasa ingin tahu ("Benar nggak sih ini berbahaya?"; "Apa bener ya yang dimilang teman-teman kalo ini bikin happy?"; "Ah, temanku nyoba juga ndak ketahuan. Ikutan juga ah."), mereka mulai coba-coba, dan dari coba-coba, mereka mulai ketagihan. Akhirnya, mereka kesulitan untuk melepaskan diri darinya, karena mereka sudah terjerumus terlalu dalam.

Eit... ini bukan terjadi pada remaja saja, semua kalangan juga punya rasa "penasarannya" sendiri. Rasa ingin tahu (yang masih wajar) tentang hal-hal yang baik dapat membawa kita kepada hal yang baik pula. Akan tetapi, berhati-hatilah dengan rasa ingin tahu yang salah, karena siapapun kita, jika terus membirkan rasa itu menguasai tindakan kita, kita bisa jatuh dan terjerumus juga ke dalamnya.

Jumat, 07 Juni 2013

HILANG NAMUN TAK PERNAH HILANG


"Anyway, my mum always said things we lose have a way of coming back to us in the end. If not always in the way we expect." Luna Lovegood (Lagipula, ibuku bilang kalau segala yang hilang dari kita selalu punya cara untuk kembali kepada kita, pada akhirnya... meski tidak selalu dengan cara seperti yang kita harapkan.)

Harry mengalami kesedihan yang mendalam karena satu-satunya keluarga yang diidam-idamkannya, setelah orang tuanya, Sirius Black, mati di tangan Bellatrix. Ayah baptisnya itu mungkin tidak ada hubungan darah dengan Harry, akan tetapi kasih dari keluarga yang diimpikan Harry ada dalam dirinya. Dalam perasaan kehilangan yang begitu besar,  Luna, gadis yang barang-barangnya sering sekali disembunyikan oleh teman-teman asramanya ini, ada sebagai salah satu teman yang menghiburnya.

Memang benar, Harry telah banyak mengalami kehilangan dalam hidupnya, akan tetapi, jika dipikirkan lagi, tidak sedikit juga hal yang diterimanya. Ia memiliki dua sahabat yang setia, Ron dan Hermione. Ia memiliki teman-teman yang mendukungnya, tidak disanksikan lagi. Keluarga Ron juga menganggapnya anggota keluarga. Guru-guru juga banyak yang berdiri di pihaknya, dan masih banyak lagi. Intinya, kehilangan orang tua dengan cara yang tragis tidak membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keluarga besar yang luar biasa.

Kita mungkin juga mengalami banyak sekali kehilangan, kehilangan yang mengakibatkan luka yang teramat dalam di hati kita. Kita gagal, kita sedih, kita rugi, kita dikecewakan, tapi apakah cerita kehidupan kita berhenti di sana? Tidak, selama masih ada waktu, kita masih memiliki kesempatan untuk memperoleh segala yang hilang itu kembali. Kita memang tidak akan mendapatkan kembali waktu yang sudah terbuang lewat, namun kita punya kesempatan untuk memperbaiki hidup kita dan berusaha untuk bangkit di waktu-waktu berikutnya.

Kehilangan seperti apa yang pernah kita alami? Apapun itu, jangan seberapa banyak kehilangan yang telah kita alami, melainkan fokuslah pada hal-hal yang sudah kita peroleh. Dengan demikian, kita akan bersyukur ketimbang kecewa, bahagia ketimbang bersedih, dan tersenyum ketimbang menangis.

Kamis, 06 Juni 2013

SENDIRI = BUKAN LAGI ANCAMAN


"Well if I were You-Know-Who, I'd want you to feel cut off from everyone else. Because if it's just you alone you're not as much of a threat." Luna Lovegood (Jika aku adalah Kau-Tahu-Siapa, aku ingin kau terpisah dari teman-temanmu. Karena kalau kau seorang diri, kau bukan lagi ancaman untukku.)

Gadis manis berambut pirang ini adalah salah satu tokoh favorit saya. Meskipun sifatnya sedikit "aneh", tapi tetap saja tidak membuat saya tidak menyukainya. Bagi saya, Loony Luna.... Ehh, Luna Lovegood maksudnya, adalah teman yang unik lagi setia kawan. Jika kita lebih mengenalnya, ia juga punya masa lalu yang tidak mudah. Ibunya meninggal di hadapannya, dan selain Harry, Luna-lah yang dapat melihat thestral (sejenis kuda bersayap yang invisible-alias tidak terlihat).

Dalam keadaan galau dan cibiran dari teman-teman yang tidak mempercainya sehubungan dengan kembalinya Voldemort, Harry mendapat penghiburan dari Luna. Luna mengingatkannya untuk tetap mengingat sahabat-sahabat yang masih mempercayainya, karena berapapun mereka yang percaya kepadanya, sekalipun tidak banyak, adalah sahabat-sahabat yang berharga. Kata-kata Luna sangatlah benar, jika Harry sendirian, ia bukanlah ancaman bagi Voldemort dan pengikutnya.

Terkadang kita memilih untuk berjalan sendiri, tidak butuh teman. Apalagi ketika orang tidak mempercayai kita, kita marah dan balik tidak mempercayai orang-orang di sekitar kita. Hati-hati, pada saat demikian kita justru akan dianggap remeh oleh masalah, karena kita sendirian.

Sekali lagi, hidup kita bukanlah hidup secara individu, kita butuh orang lain. Saat senang, bahagia, kita perlu mengekspresikannya bersama orang lain. Saat kita sakit, lelah, dan sedih, kita lebih lagi membutuhkan orang lain. Kita tidak akan dapat bertahan sendirian karena ada waktu-waktu di mana kita butuh orang lain untuk menolong dan menguatkan kita.

Jangan hidup sendirian, dan sadarilah, keluarga dan sahabat sedang berdiri di samping kita. Jika tidak, kita bukan lagi ancaman bagi masalah-masalah kita.

Rabu, 05 Juni 2013

LAKUKAN SESUATU YANG NYATA


"Dumbledore's Army is supposed to be about doing something real." Neville (Laskar Dumbledore seharusnya melakukan sesuatu yang nyata.)

Perkataan "sekuat" itu keluar dari mulut seorang anak laki-laki yang dulunya penakut, bicara tergagap-gagap, tidak pandai mengambil keputusan, paling "apes" di kelas, paling tidak bisa membuat mantra, dan sering diremehkan oleh orang lain. Dia tidak lain dan tidak bukan adalah Neville Longbottom. Dari seorang anak yang biasa-biasa saja, Neville berhasil mengatasi ketakutan dan kesepiannya karena kehilangan orang tua dengan cara yang tragis. Selain Harry, Neville-lah yang berhasil menarik keluar pedang Godric Gryffindor dari Topi Seleksi, dan membunuh Nagini, ular peliharaan Voldemort. Luar biasa, bukan!

Kata-kata Neville sangatlah benar, Laskar Dumbledore seharusnya melakukan sesuatu yang nyata. Andaikata waktu itu Hermione tidak punya inisiatif untuk membuat kelas rahasia, andaikata Laskar Dumbledore tidak berlatih menggunakan mantra-mantra pertahanan terhadap sihir gelap, Harry pasti kelabakan melawan para Pelahap Maut. Jelas sekali mereka berlatih tidak hanya untuk bermain-main, namun untuk mempersiapkan diri menghadapi pertempuran besar yang menanti.

Mungkin kita seperti Neville, orang biasa, tidak istimewa, lebih sering "apes" daripada mujurnya, penakut dan tidak bisa mengambil keputusan. Akan tetapi, kita bisa saja tidak membiarkan diri terus tenggelam dalam kesedihan dan kepahitan masa lalu yang membuat kita menjadi penakut, dan memutuskan untuk menghadapi masa depan dengan persiapan yang matang. Yang perlu kita tanamkan dalam hati adalah bahwa kita harus melakukan sesuatu yang nyata. Ya, sesuatu yang benar-benar nyata.

Memang benar bahwa dalam prosesnya kita akan jatuh, terluka, gagal... namun kita bisa bangkit lagi. (Ingat, bangkit itu pilihan!) Di hadapan kita masih ada pertempuran hidup yang harus kita hadapi. Kalau kita masih menjadi orang yang biasa-biasa saja, kita pasti akan kalah. (Diperlukan cara-cara yang tidak biasa untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa.) Sekarang, mari kita lakukan sesuatu yang nyata!

Selasa, 04 Juni 2013

PILIHANMU ADALAH DIRIMU


"The world isn't split into good people and Death Eaters. We've all got both light and dark inside of us. What matters is the part we choose to act on. That's who we really are." - Sirius Black (Dunia  tidak dibagi menjadi orang baik dan Pelahap maut. Kita semua memiliki sisi terang dan gelap dalam diri kita. Yang penting adalah sisi manakah yang kita pilih, itulah yang menentukan siapa kita.)

Dalam proses semakin terbukanya koneksi antara Harry dan Voldemort, Harry merasa begitu tersiksa ketika ada sisi lain dalam dirinya yang berusaha untuk menguasainya; sisi yang begitu menekan dan membuatnya selalu merasa sedih, marah, sepi, berontak, membenci; sisi yang ingin ditaklukkannya namun tak kuasa juga. Ia merasa ia telah menjadi orang lain, orang lain yang semakin hari semakin mirip dengan Penguasa Kegelapan. Wajar jika dalam hati ia bertanya-tanya, "Akankah aku menjadi jahat seperti Voldemort?"

Ada saat di mana hati kita kelam, saat di mana segala hal yang terjadi di sekeliling kita membuat kita marah dan penuh kebencian, saat di mana kita merasa sepi dan tidak ada yang dapat memahami perasaan kita, saat di mana kita seolah menjadi "the bad guy" (orang jahatnya). Kita seolah tidak memiliki daya untuk menguasai diri kita; ingin berpikir positif, namun hati masih saja dipenuhi dengan hal-hal negatif. Saat-saat seperti ini terkadang muncul ketika masalah melanda, atau ketika kita sedang dalam emosi yang "labil". Di sinilah kita dituntut untuk memilih, akankah kita berusaha untuk keluar dari jerat rasa "gelap" ini, atau menyerah dan tenggelam di dalamnya?

Apa yang kita pilih, itulah yang menentukan siapa diri kita. Kita mungkin orang biasa, tidak kaya, tidak punya kedudukan, tetapi kita tetap dapat memilih untuk menjadi orang yang penuh integritas dan hidup dengan baik. Pilihan akan selalu ada, antara yang baik dan yang buruk, antara yang benar dan yang mudah. Pilihan yang buruk dan yang mudah adalah pilihan "favorit" banyak orang, karena kebebasan dan kebahagiaan (semu) mudah diperoleh darinya. Sedangkan pilihan yang benar dan yang baik seringkali dipertimbangkan berulang-ulang, karena yang dituntut darinya adalah ketidaknyamanan dan harga yang mahal. Bagian kita adalah menentukan jalan mana yang akan kita ambil; semuanya terserah pada kita. Akan tetapi, sebelum memilih, pertimbangkan ini, apa yang Anda ingin orang lain nilai/lihat dari diri Anda? Saya pribadi akan tetap menganjurkan Anda untuk memilih yang baik dan yang benar, karena saya yakin, untuk itulah kita sebenarnya dicipta.

Senin, 03 Juni 2013

NYALAKAN CAHAYANYA


"Happiness can be found even in the darkest of times…if one only remembers to turn on the light." - Dumbledore (Kebahagiaan dapat ditemukan, bahkan di masa-masa tergelap sekalipun... hanya jika seseorang ingat untuk menyalakan cahaya.)

Dalam kondisi yang sulit dan terjepit, kita seringkali sibuk dengan permasalahan dan kekuatiran kita, kebingungan kita, kesedihan kita, kegagalan kita. Intinya adalah, kita kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, apalagi memikirkan hal baik apa yang ada di balik permasalahan tersebut. Karena terlalu mendalami rasa sakit, kita buta hati dan pikiran kita hidup dalam kegelapan total.

Seperti orang yang tinggal dalam ruang gelap tanpa cahaya, kita merasa kesulitan untuk bergerak. Kenapa? Karena walaupun itu ruangan kita, kita masih saja kuatir akan salah langkah, menabrak sesuatu, terjatuh, dan merasa kesakitan. "Boro-boro" berpikir positif, gelap karena mati lampu saja kadang cukup membuat kita was-wasan.

Kita mungkin bertanya, "Kebahagiaan macam apa yang bisa kuperoleh dalam kegelapan, kegagalan, dan kesakitan?" Bagi Harry, kebahagiaan yang muncul dalam masa-masa gelapnya mungkin: Kehadiran dan kesetiaan sahabat-sahabatnya, yang membuatnya tahu bahwa ia tidak akan kesepian dan tidak akan berusaha sendirian. Lalu, bagaiamana? Apakah Anda sudah menemukan kebahagiaan yang tersembunyi di balik kesusahan Anda? Pertanyaan ini bisa kita jawab saat hati dan pikiran kita tenang, dan tidak membiarkan masalah mengusiknya.

Dalam kegelapan, kita pasti akan berusaha untuk mencari sumber terang. Kita tentu tidak ingin terus tinggal dalam gelap, bukan? Soal hati dan pikiran pun demikian. Jika hidup menjadi terasa berat dan sulit, jangan biarkan hati kita dibuat gelap oleh keadaan. Temukan cahaya, nyalakan cahaya, dan lihatlah kebahagiaan yang tersembunyi di baliknya. Selalu ada maksud baik di balik setiap persoalan yang ada.

Minggu, 02 Juni 2013

TIDAK SENDIRIAN


"Dark and difficult times lie ahead. Soon we must all face the choice between what is right and what is easy. But remember this, you have friends here. You're not alone." - Dumbledore (Masa-masa gelap dan sulit menanti. Segera kita akan menghadapi pilihan antara yang benar dan yang mudah. Namun ingatlah hal ini, engkau mempunyai teman-teman. Engkau tidak sendirian.)

Hidup terkadang terasa sulit dan berat. Kita masing-masing berjuang dan bertahan selama nafas masih mengalir keluar. Di sinilah seringkali kita tidak menyadari hal lain yang lebih penting dari sekedar berjuang dan bertahan.

Saya pernah berpikir, "Kenapa harus minta tolong jika saya dapat melakukannya sendiri?" Dalam beberapa hal mungkin pandangan ini baik, karena ini berarti saya orang yang mandiri dan bisa maju tanpa mengandalkan orang lain harus ada di samping saya. Namun di sisi lain, pandangan ini menyiksa, karena ini berarti saya terlalu mementingkan ego dan harga diri, juga kemampuan diri sendiri, serta tidak merasa perlu untuk memiliki teman.

Kita bisa saja berjuang sendiri, melakukan segala-galanya sendiri, tapi, jangan kaget jika kita cepat kelelahan dan merasa sepi. Kita harus menyadari bahwa ada waktunya kita membutuhkan orang lain, keluarga, rekan, dan sahabat di samping kita. Dengan mereka, hidup akan terasa lebih ringan, dan tanggungan kita pun tidak akan sebegitu berat.

Harry beberapa berkata kepada teman-temannya untuk menyelesaikan semuanya sendiri. Tapi jika itu benar terjadi, jika ia benar-benar seorang diri, ia tidak akan dapat memenangkan pertempuran itu, bahkan ia tidak akan dapat bertahan dua hari saja tanpa Hermione, juga beberapa hari saja tanpa Ron.

Teman akan membantu kita, jadi, izinkan mereka membantu kita. Engkau tidak sendirian.

Sabtu, 01 Juni 2013

LANJUTKAN HIDUP


“It does not do to dwell on dreams, Harry, and forget to live.” – Dumbledore (Tidak baik jika kita terus tinggal dalam mimpi-mimpi, Harry, dan lupa untuk hidup.)

Melihat orang tuanya dalam Cermin Tarsah adalah satu hal yang membuat Harry merasa sangat bahagia. Tentu saja demikian... mereka meninggal sewaktu ia masih sangat kecil. Kita yang berdiri di hadapan cermin itu mungkin tidak akan melihat mereka, karena yang ada dalam hati kita adalah impian-impian dan kebahagiaan-kebahagiaan yang lain, yang berbeda dengan kebahagiaan Harry (kesuksesan dalam studi, pekerjaan, percintaan, keluarga, dll). Akan tetapi, hal yang kemungkinan besar terjadi bisa saja tidak jauh dari apa yang dialami Harry, yaitu kita akan terus-menerus memandangi cermin itu, bermain dengan mimpi-mimpi kita, dan, seperti yang dikatakan Dumbledore, lupa untuk hidup.

Kita boleh saja punya mimpi, kecil-besar, banyak-sedikit. Semua itu sangat baik untuk dijadikan penyemangat hidup. Kita jadi tahu apa tujuan kita. Namun, ada pepatah mengatakan, "Hal terbaik untuk meraih mimpi adalah berhenti bermimpi dan mulai melakukan sesuatu." Dengan kata lain, kalau ingin mimpi kita terwujud, kita harus mulai melakukan aksi nyata. (Yang saya maksud impian di depan kita, tentunya, bukan hal-hal yang sudah lalu sepert yang diperlihatkan Cermin Tarsah kepada Harry.)

Hidup adalah kenyataan dan waktu yang kita habiskan tidak akan pernah dapat diulang. Mengetahui mimpi-mimpi kita memang baik, namun melanjutkan hidup dan bertindak dalam kenyataan adalah hal yang lebih baik. Lakukan sesuatu sekarang untuk impianmu. Lakukan hidup dan wujudkan impian itu.