"Curiosity is not a sin.... But we should exercise caution with our curiosity... yes, indeed." Albus Dumbedore (Keingintahuan bukanlah sesuatu salah... namun sesungguhnya kita harus menguji akibat dari keingintahuan kita.)
Sewaktu Dumbledore mengatakan hal ini kepada Harry, saya berpikir bahwa ia sekedar ingin mengingatkan Harry atas segala keingintahuannya. (Waktu itu, Harry "mengintip" memori Dumbledora lewat Pensieve.) Namun kemudian saya berpikir lagi, keingintahuan Harry masihlah dalam tahap wajar, jadi apa yang sebenarnya membuat Dumbledore berkata demikian?
Jika mengingat masa muda Dumbledore, ia adalah seorang anak jenius dan bertalenta dalam hal sihir. Tidak heran jika ia rajin mempelajari, bereksperimen, dan mencari tahu tentang hal-hal seputar "kekuatan yang lebih besar". Memang dalam film tidak banyak diceritakan tentang segala usaha dalam keingintahuan dan pencariannya tersebut, namun ia mengakui bahwa ada masa-masa gelap di masa lalu yang membuatnya kehilangan Ariana Dumbledore, dan tidak akur dengan Aberforth Dumbledore, kedua adiknya.
Ada banyak kasus tentang remaja yang penasaran, ingin tahu tentang rokok, obat-obatan, miras, seks, yang akhirnya kebablasan. Berawal dari rasa ingin tahu ("Benar nggak sih ini berbahaya?"; "Apa bener ya yang dimilang teman-teman kalo ini bikin happy?"; "Ah, temanku nyoba juga ndak ketahuan. Ikutan juga ah."), mereka mulai coba-coba, dan dari coba-coba, mereka mulai ketagihan. Akhirnya, mereka kesulitan untuk melepaskan diri darinya, karena mereka sudah terjerumus terlalu dalam.
Eit... ini bukan terjadi pada remaja saja, semua kalangan juga punya rasa "penasarannya" sendiri. Rasa ingin tahu (yang masih wajar) tentang hal-hal yang baik dapat membawa kita kepada hal yang baik pula. Akan tetapi, berhati-hatilah dengan rasa ingin tahu yang salah, karena siapapun kita, jika terus membirkan rasa itu menguasai tindakan kita, kita bisa jatuh dan terjerumus juga ke dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar